Sabtu, 24 Juli 2010

Metodologi-Menjaga Api Optimisme lewat Tokoh Terbaik

Ketua Palang Merah Indonesia Muhammad Jusuf Kalla terpilih sebagai People of The Year 2011.


Pria yang akrab dipanggil JK ini mengungguli tujuh kandidat lain dalam penentuan pemenang kategori utama People of The Year 2011.Tokoh-tokoh lain yang menjadi nomine terbaik tahun 2011 adalah hakim Pengadilan Negeri Sungailiat Albertina Ho, pimpinan KPK Busyro Muqoddas, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi,Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Wali Kota Solo Joko Widodo,Direktur PT Pertamina Karen Agustiawan, dan Menteri Pertahanan PurnomoYusgiantoro.

Sebelum membahas lebih jauh konstruksi metodologi terpilihnya JK sebagai tokoh terbaik tahun 2011, kiranya perlu dikemukakan terlebih dahulu apa itu POTY dan mengapa harian Seputar Indonesia (SINDO) merasa perlu untuk memberikan penghargaan kepada tokoh terbaik. Secara historis, perubahan sosial selalu dimotori tokoh-tokoh yang dianggap luar biasa, berpengaruh,membangkitkan optimisme, dan berani mengeluarkan terobosan (breaktrough) yang menginspirasi kehidupan publik.

Bangsa Indonesia sebenarnya menyimpan energi yang luar biasa untuk melakukan perubahan.Namun,potensi yang besar itu tidak mungkin dapat digerakkan tanpa adanya proses dialektis yang dihasilkan dari pergulatan pemikiran, diskursus, dan terobosan terobosan. Di dalam pusaran itu muncul tokoh-tokoh yang memiliki andil sebagai agen perubahan (agent of changes).

Titik persilangan antara proses dialektis dan aksi nyata seorang agen akhirnya melahirkan “tokoh”.Kondisi inilah yang mengilhami POTY. Penghargaan POTY merupakan komitmen harian Seputar Indonesia untuk memberikan apresiasi kepada para tokoh yang memiliki gagasan besar,aksi nyata, dan pengaruh yang mampu memberi inspirasi,menjadi acuan bagi publik. Kami ingin menunjukkan kepada pembaca dan masyarakat luas bahwa masih ada tokoh-tokoh yang mencatat sejarah positif di bidang apa saja.

Tokoh-tokoh itu bergulat dan melakukan sesuatu di tengah kondisi krisis optimisme yang menjangkiti bangsa ini.Mereka mencetus ide,mereka mencerahkan, mereka berbuat, mereka menawarkan alternatif, yang semuanya ditujukan demi kemajuan bangsa. Tanpa mengecilkan tokoh-tokoh lain, terpilihnya JK dan sekian tokoh terbaik lain dalam POTY 2011 didasarkan pada asumsi bahwa para tokoh tersebut merupakan sosok yang memenuhi semua kriteria. Kami berharap, kehadiran POTY mampu menjaga nyala api optimisme bangsa yang semakin meredup.

Nomine dan Penjurian

Jusuf Kalla terpilih sebagai pemenang kategori utama POTY 2011 setelah melalui proses seleksi metodologi yang ketat dan bertahap.Pemilihan itu sendiri dilakukan melalui tiga tahap, yaitu focus group discussion (FGD) tahap pertama, survei nomine hasil FGD tahap pertama ke masyarakat, dan FGD penentuan pemenang. Pada FGD tahap pertama, Redaksi menyeleksi nama-nama tokoh hingga terjaring delapan tokoh yang layak untuk dijadikan nomine (lihat info grafis hal 16).

Proses ini dilakukan secara rutin dan intensif sejak Agustus– Oktober 2011 dan tidak jarang menimbulkan perdebatan panas di internal staf redaksi. Kedelapan nama ini kemudian ditawarkan ke masyarakat melalui jajak pendapat untuk mendapatkan lima nama teratas.Jajak pendapat tersebut diselenggarakan melalui percakapan lewat telepon kepada 2.000 responden yang dipilih secara acak di sembilan kota besar di Indonesia.

Setelah hasil jajak pendapat diketahui, lima nomine mendapat suara tertinggi yaitu berturut-turut JK, hakim Albertina Ho,Wali Kota Solo Joko Widodo, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas, dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.Untuk menentukan siapa pemenang dari lima nomine di atas, kami mengundang dewan juri untuk melakukan FGD tahap final.

Para juri yang kami pilih adalah para pakar yang representatif,kompeten, dan kredibel di bidangnya.Mereka adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Moh Mahfud MD, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat, Guru Besar FEUI Rhenald Kasali, Komisaris Independen Bank Permata A Tony Prasetiantono. Kami juga turut mengundang peneliti politik dan hubungan luar negeri LIPI Dewi Fortuna Anwar,Dekan FEUI Firmanzah, pakar pemasaran Handi Irawan,dan Dekan Graduate School of Diplomacy Dinna Wisnu.

Seluruh anggota dewan juri ditambah redaksi Seputar Indonesia—yang diwakili Pemimpin Redaksi Sururi Alfaruq— memiliki hak suara dan hak pilih. Proses penjurian di FGD final tidak kalah sengitnya.Pada awalnya,hampir seluruh anggota dewan juri tidak ada yang tidak sepakat untuk memilih JK sebagai POTY 2011. Berbagai alasan yang dikemukakan dewan juri tentang JK cenderung saling menguatkan dan saling melengkapi.

JK dinilai sebagai salah satu dari sedikit pejabat negara yang tidak hilang setelah suksesi kepemimpinan.JK juga melakukan sesuatu tidak terbatas ketika ia sedang menjabat saja. Kiprahnya di PMI dan Pulau Komodo menunjukkan bahwa JK masih eksis dan masih dibutuhkan masyarakat. Mahfud MD mengatakan, hampir semua kriteria tokoh terbaik dimiliki JK.

Menurutnya,JK adalah tokoh yang ideal sebagai pemimpin karena ciri khasnya yang mampu berpikir cepat, memberikan alternatif dan terobosan dalam menyelesaikan persoalan.“JK adalah tipikal orang yang problem solver,”ujar tokoh yang terpilih sebagai POTY 2009 ini. Hal senada dikemukakan Komaruddin Hidayat. Menurut dia, JK adalah orang yang memosisikan diri sebagai pihak yang netral.

Hal itu ia tunjukkan dalam perannya ketika menangani konflik di Aceh dan Poso.“Orang segan dengan JK,tetapi dia tidak mencari musuh melainkan mencari solusi,” ungkap Komaruddin. Namun, ada hal yang dirasa masih mengganjal lantaran sosok JK yang memang sudah populer sebagai mantan wakil presiden.

Dewi Fortuna Anwar mengusulkan Albertina Ho untuk dimunculkan sebagai tokoh terbaik, mengingat integritas hakim tersebut dalam menangani perkara penggelapan pajak yang melibatkan Gayus Halomoan Tambunan dan jaksa Cirus Sinaga.Menurut staf khusus Wakil Presiden Bidang Politik ini, proses hukum di Indonesia sudah memprihatinkan karena telah menyangkut ke moralitas aparat penegak hukum.

“Sekarang sulit sekali mencari aparat yang masih punya integritas.Tentunya (Albertina Ho) layak jadi pertimbangan, juga untuk contoh bagi aparat hukum lainnya,” ujar Dewi Fortuna. Uraian Dewi Fortuna tersebut kemudian didukung beberapa juri lain. Perdebatan menjadi semakin seru, apakah tetap akan memenangkan JK atau memunculkan Albertina Ho sebagai alternatif.

Akhirnya para juri sepakat untuk mencari jalan tengah dengan cara memberikan penghargaan pada keduanya. JK dipertahankan sebagai pemenang utama POTY 2011, sementara Albertina Ho dibuatkan kategori baru “Penegak Hukum 2011”. ● m azhar/litbang SINDO